Sabtu, 25 April 2009

Layanan Konsultasi

Layanan Konsultasi ini merupakan artikel yang dibuat berdasarkan kosultasi dari para pembaca Buletin PGRI Kuningan yang sudah berjalan sejak bulan Juni 2008 dan menjadikan Hartini sebagai penulis tetap di buletin tersebut.
Berbagai permasalahan dapat dilayani baik buat pembaca remaja/pelajar dan buat pembaca dewasa/guru/umum.

LAYANAN KONSULTASI







Text Box: Jika anda memiliki masalah : romantika remaja, pelajaran, pertemanan, dll  (untuk pembaca remaja/pelajar); masalah : keluarga, pendidikan anak, class  dengan rekan kerja, dll (untuk pembaca dewasa/guru/umum) Anda layangkan pertanyaan ke alamat redaksi, jangan lupa tuliskan Pelayanan Konsultasi di sudut kiri atas amplop.


Diasuh oleh : Edisi Juni 2008

Hartini, S.Pd.

Guru BK SMPN 1 Kadugede

Saya adalah seorang pelajar, akhir-akhir ini saya mulai merasakan ada getar- getar cinta di dada saya bila melihat satu cowok itu. Sudah lama saya memendam rasa suka sama cowok itu dan cowok itu pun sepertinya suka sama saya dan dia melakukan PDKT sama saya. Tadinya saya pikir dia PDKT itu emang cinta sama saya, tapi selidik punya selidik saya tahu kalau cowok itu udah punya pacar. Saya bingung harus gimana? Apa saya harus mundur atau tetep PDKT sama cowok itu? Saya mohon ibu memberikan jalan keluarnya.

Dw

Pelajar SMPN 1 Kadugede

Permasalahan cinta remaja dengan segala romantikanya terlalu manis untuk dilupakan dan terlalu pahit untuk dikenang. Usia remaja yang berkisar antara 12 – 16 tahun adalah usia pubertas, pada usia ini remaja mulai merasakan ketertarikan dengan lawan jenis. Bila ananda mulai merasakan adanya getar-getar cinta di dada dan tertarik dengan seorang cowok adalah hal yang normal dan dapat dikatakan sesuai dengan tugas perkembangan remaja.

Permasalahan yang ananda rasakan karena cowok yang ananda sukai ternyata sudah punya pacar dan ananda bingung menentukan sikap antara maju terus memperjuangkan cinta atau mundur teratur karena dia telah menjadi milik seseorang?

Ananda punya hak untuk memperjuangkan cinta ananda dengan terus melakukan PDKT sampai dia jatuh hati pada ananda. Namun perjuangan cinta ananda pada orang yang sudah punya pilihan hati akan mendapat resiko seperti: ananda akan mendapat julukan perebut pacar orang, akan tumbuh rasa benci pada cewek pacar dia, ananda akan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan cowok itu, akan banyak waktu yang terbuang sia-sia dengan memikirkan dia, dan mungkin akan dilabrak oleh pacar dia.

Bila ananda siap dengan resiko tersebut, ayo maju terus perjuangkan cinta ananda. Namun bila ananda tidak siap dengan resiko tersebut dan mencari jalan aman, lebih baik simpan saja cinta itu di hati dan semaikan kembali pada cowok yang tepat yaitu cowok yang masih sendiri sehingga cinta itu akan bersemi dengan indah tanpa resiko seperti di atas. Pesan terakhir jangan lupa tugas pokok seorang pelajar adalah belajar, raih prestasi sebaik mungkin. OK.

****************************

Saya seorang guru dan sekaligus ibu dari dua orang putra yang berusia 8 tahun dan 3 tahun. Saya bahagia memiliki 2 orang putra yang sehat dan lucu-lucu. Namun dibalik kebahagiaan memiliki 2 orang jagoan cilik, saya merasa bingung dengan sikap anak sulung saya. Dia manja sekali dan susah diatur, kalau punya keinginan harus segera dipenuhi tidak boleh tidak, sama adiknya sering berantem dan tidak mau mengalah. Sebaiknya tindakan apa yang harus saya lakukan?

Tn Guru SMPN 1 Kadugede

Anak adalah amanah dari Allah yang harus kita jaga dan kita rawat dengan baik. Suatu kebahagiaan yang tidak terhingga bila putra putri kita tumbuh sehat dan lucu juga menggemaskan.

Anak-anak tidak selamanya bersikap manis, terkadang disaat kita pulang kerja dan setumpuk pekerjaan rumah tangga menanti dibereskan, anak malah bersikap rewel dan susah diatur. Hal tersebut akan memicu emosi kita sehingga membuat kita lepas kontrol dan anak menjadi pelampiasan. Maka dari itu kita harus pandai menjaga stabilitas emosi jangan sampai anak menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga.

Sebagai orang tua kita sebaiknya memperlakukan anak seperti sedang bermain layangan yaitu ada saatnya kita tarik dan ada saatnya kita ulur. Artinya pada saat tertentu kita tanamkan disiplin dengan tegas dan saat yang lain kita berikan kelonggaran pada anak untuk bereksplorasi.

Kasus yang ibu alami tentang sikap kakak dan adik, sang kakak yang lebih manja, susah diatur dan tidak mau mengalah. Sikap yang ditunjukkan oleh anak sulung ibu pada dasarnya diawali oleh rasa cemburu, kasih sayang orang tua yang selama ini didapatkan harus terbagi karena kehadiran seorang adik. Kehadiran seorang adik dianggap sebagai pengganggu dan perebut perhatian dan kasih sayang orang tua yang selama ini terpusat pada dia.

Sikap manja itu muncul karena pola asuh yang berlebihan yang diberikan oleh orang tua baru. Pengalaman pertama memiliki anak menimbulkan kebahagianan tak terhingga dan ingin memberikan yang terbaik dan paling sempurna. Kasih sayang dan perhatian tertumpah semua pada anak namun serba takut, takut sakit, takut jatuh, takut ini, takut itu dan akhirnya proteksi yang berlebihan terhadap anak. Dari proteksi yang berlebihan dapat menimbulkan karakter anak yang tidak percaya diri dan kurang mandiri atau manja. Untuk membuat anak supaya lebih mandiri dapat dilatih melalui kegiatan-kegiatan kecil yang dituntut tanggung jawab anak contoh : menyimpan tas dan sepatu pada tempatnya, mengambil air minum sendiri, membereskan selimut sendiri, dll walaupun belum sempurna yang penting anak terbiasa dengan tanggung jawab, bila hal ini sudah menjadi kebiasaan yang baik maka anak akan lebih mandiri.

Karakter anak yang susah diatur dan tidak mau mengalah, hal itu dikarenakan anak dalam masa egosentris. Dalam masa ini anak ingin menjadi pusat perhatian dan semua harus menuruti apa yang dia mau, anak dapat dilatih untuk bisa berbagi dengan saudaranya dan sebisa mungkin perhatian terhadap adiknya jangan sampai terlalu mencolok sehingga dapat menimbulkan perasaan tersisih dari kakaknya. Kita selaku orang tua bila perlu menjadi tempat curhat anak, bila ada waktu luang kita komunikasi dengan anak tentang unek-unek dan keinginan dia, usia SD anak sudah bisa diajak bicara, dan kita selaku orang tua dapat memberikan masukan apa yang seharusnya dia lakukan yang baik.


LAYANAN KONSULTASI







Text Box: Jika anda memiliki masalah : romantika remaja, pelajaran, pertemanan, dll  (untuk pembaca remaja/pelajar); masalah : keluarga, pendidikan anak, class  dengan rekan kerja, dll (untuk pembaca dewasa/guru/umum) Anda layangkan pertanyaan ke alamat redaksi, jangan lupa tuliskan Layanan Konsultasi di sudut kiri atas amplop.


Diasuh oleh : Edisi Juli 2008

Hartini, S.Pd.

Guru SMPN 1 Kadugede

MINDER VERSUS PERCAYA DIRI

Ibu Pengasuh Layanan Konsultasi yang terhormat

Saya seorang pelajar SMP, saya punya masalah dalam hal berteman. waktu kelas VII saya sahabatan sama teman yang satu SD, tetapi semenjak naik ke kelas VIII sahabat saya itu mulai cuekin saya dan dia berteman dengan anak-anak yang kaya dan gaul, dia tidak mau berteman lagi dengan saya dan sikapnya berubah menjadi sombong. Saya merasa tidak punya teman lagi dan jadi minder. Bagaimana caranya supaya punya teman yang banyak dan supaya tidak minder?

RT

Pelajar SMPN 1 Kadugede

Jawab :

Permasalahan yang nanda RT alami tentang sikap teman SD nanda yang berubah dan menjauhi nanda itu dikarenakan terjadi perubahan nilai dalam hal berteman pada masa remaja. Dimana pada masa remaja tidak lagi memilih teman berdasarkan satu sekolah asal atau satu daerah yang sama seperti halnya pada masa kanak-kanak. Remaja menginginkan teman yang mempunyai minat dan nilai-nilai yang sama, yang dapat mengerti dan membuatnya merasa aman , dan dapat menjadi teman curhat tentang permasalahan yang tidak dapat dibicarakan dengan orang tua maupun guru. Karena adanya perubahan nilai, maka teman semasa kanak-kanak belum tentu menjadi teman pada masa remaja.

Perasaan minder / tidak percaya diri / tidak PD yang nanda alami disebabkan oleh konsep diri yang negatif. Konsep diri itu sendiri adalah apa yang nanda pikirkan dan apa yang nanda rasakan tentang diri nanda. Biasanya yang membuat remaja merasa minder / tidak PD dikarenakan merasa kurang bagus dalam hal pisik : kurang cantik / tampan, kurang mancung, kurang tinggi, terlalu gemuk,dll ; kurang dalam hal akademik : kurang pinter, kurang berprestasi; kurang dalam hal materi : orang tua miskin, orang tua bukan pejabat, tidak punya HP, tidak punya motor,dll.

Perasaan minder / tidak PD tersebut dapat hilang dan akan muncul perasaan PD bila nanda mampu menggali kelebihan yang nanda miliki baik dalam hal olah raga, kesenian maupun keterampilan. Bila nanda sudah menemukan kelebihan dalam diri nanda dan dapat dikembangkan sehingga memunculkan prestasi, maka hal tersebut secara tidak langsung membantu menumbuhkan rasa percaya diri nanda. Untuk bahan renungan nanda bandingkan tanda-tanda konsep diri di bawah ini :

Tanda-tanda orang yang memiliki konsep diri negatif adalah :

  1. Peka pada kritik, yaitu dia sangat tidak tahan kritik yang diterimanya dan

mudah marah atau naik pitam.

  1. Responsif sekali terhadap pujian, yaitu dia suka berpura-pura menghindari

pujian tetapi dia tidak dapat menyembunyikan antusiasnya pada waktu menerima pujian dan segala macam embel-embel yang menunjang harga dirinya menjadi pusat perhatian.

  1. Sikap hiperkritis, yaitu dia tidak pandai dan tidak sanggup mengungkap-

kan penghargaan atau pengakuan pada kelebihan orang lain.

  1. Cenderung merasa tidak disenangi orang lain, yaitu dia merasa tidak diper-

hatikan karena itulah dia bereaksi pada orang lain sebagai musuh sehingga

tidak dapat melahirkan kehangatan dan keakraban persahabatan.

5. Bersikap pesimis terhadap kompetisi, yaitu dia menganggap tidak akan ber-

daya melawan persaingan yang merugikan dirinya.

Sebaliknya orang yang memiliki konsep diri positif memiliki tanda-tanda sebagai berikut :

  1. Yakin akan kemampuannya mengatasi masalah
  2. Merasa setara dengan orang lain
  3. Menerima pujian tanpa rasa malu
  4. Menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan, keinginan dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui masyarakat.
  5. Mampu memperbaiki dirinya karena ia sanggup mengungkapkan aspek-aspek kepribadian yang tidak disenangi dan berusaha mengubahnya.

Pada kenyataannya memang tidak ada orang yang betul-betul sepenuhnya memuliki konsep diri negatif atau positif, tetapi untuk efektivitas komunikasi dengan orang lain usahakan nanda memperoleh sebanyak mungkin tanda-tanda konsep diri positif.

Bila nanda ingin memiliki banyak teman bisa diawali dengan memiliki konsep diri positif. Nanda dapat mencoba merubah perasaan dan cara berpikir nada yang selama ini lebih tertuju pada hal-hal yang negatif berubah pada hal-hal yang positif seperti tanda-tanda yang dijabarkan di atas.

Atau nanda dapat mencoba rumus 5 S dari K.H. Abdullah Gymnastiar yaitu: 1. Senyum

2. Salam

3. Sapa

4. Sopan

5. Santun

Silakan nanda belajar membuka diri pada orang-orang di sekitar nanda dengan berpikiran positif pada siapapun dan tentunya nanda harus tulus dalam menjalin silaturahmi dengan orang-orang sekitar nanda, insya Allah dengan sendirinya akan banyak orang yang suka pada nanda dan tentunya nanda akan memiliki banyak teman.

Selamat mencoba dan semoga bermanfaat.

LAYANAN KONSULTASI







Text Box: Jika anda memiliki masalah : romantika remaja, pelajaran, pertemanan, dll  (untuk pembaca remaja/pelajar); masalah : keluarga, pendidikan anak, class  dengan rekan kerja, dll (untuk pembaca dewasa/guru/umum) Anda layangkan pertanyaan ke alamat redaksi, jangan lupa tuliskan Pelayanan Konsultasi di sudut kiri atas amplop.



Diasuh oleh : Edisi Agustus 2008

Hartini, S.Pd.

Guru BK SMPN 1 Kadugede


MENGENALI POTENSI KECERDASAN ANAK

Pengasuh Layanan Konsulatasi yang Terhormat

Saya seorang guru yang memegang kelas 5 SD, saya mempunyai seorang murid laki-laki, anaknya susah diatur (bandel), di kelas tidak bisa diam / sering menganggu temannya, kemampuan akademiknya juga sangat kurang (tidak pinter), tetapi kalau dilibatkan dalam kegiatan olah raga, dia semangat sekali. Bagaimana cara mengarahkan anak yang seperti itu ?

Rsm Guru SD Negeri 1 Sindangsari

Jawaban :

Ibu Rsm yang baik, saya dapat bayangkan bagaimana repotnya mendidik anak-anak SD apalagi ada anak yang susah diatur dan juga kemampuan akademiknya kurang.

Setiap orang tua dan juga guru tentu mendambakan anak-anak yang cerdas dan berprestasi (dapat juara atau ranking) di sekolahnya. Karena selama ini anggapan masyarakat kita bahwa anak-anak yang mendapat ranking tinggi di sekolahnya merupakan jaminan kesuksesan di masa depannya, betulkah demikian?

Ternyata banyak bukti menunjukkan bahwa orang yang semasa sekolah dikategorikan ”tidak pintar” dalam dunia kerja menjadi orang yang sukses. Sebaliknya banyak orang yang semasa sekolah mendapatkan ranking bagus tetapi dalam dunia kerja tidak meraih kesuksesan.

Pada umumnya pintar diartikan sebagai memiliki kecerdasan yang tinggi dan kecerdasan itu diasosiakan dengan IQ. Maka orang mengatakan bahwa si A pintar karena IQnya tinggi.

IQ (Intelligence Quotient) adalah satuan ukuran yang menunjukkan tinggi rendahnya fungsi intelegensi (kecerdasan intelektual) seseorang. Menurut Wechsler intelegensi adalah suatu konstruk hipotesis yang menunjukkan kapasitas individu untuk bertindak dengan tujuan, berpikir secara rasional dan menangani lingkungan secara efektif. Artinya bahwa intelegensi itu terdiri atas berbagai kemampuan yang saling berhubungan agar seseorang bisa bertindak sesuai dengan tujuannya dan menggunakan rasionya.

Witherington menyatakan bahwa kecerdasan intelektual ini dapat dilihat dari berbagai aspek kemampuan, yaitu : kemudahan menggunakan bilangan, efisiensi berbahasa, kecepatan pengamatan, kemudahan mengingat, kemudahan memahami hubungan dan imajinasi, secara garis besar dapat disimpulkan bahwa kemampuan-kemampuan tersebut bisa dikelompokkkan menjadi kemampuan-kemampuan logika-matematika dan bahasa. IQ inilah yang selama ini dijadikan acuan untuk mengelompokkan seseorang sebagai cerdas atau tidak cerdas.

Howard Gardner mengatakan bahwa ukuran kecerdasan berdasarkan IQ lebih tepat digunakan untuk meramalkan keberhasilan di sekolah, tapi tidak dalam kesuksesan kinerja di masa depan.

Menurut Gardner, kecerdasan manusia itu meliputi :

  1. Kecerdasan Linguistik (Bahasa)

Adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan bahasa dan kata, baik secara tertulis maupun lisan dalam berbagai bentuk yang berbeda untuk mengekspresikan gagasan/pemikirannya.

  1. Kecerdasan Logika-Matematika

Adalah mencakup kemampuan seseorang dalam berpikir induktif dan deduktif (pola berpikir ilmiah), berpikir menggunakan aturan logika, memahami dan menganalisa pola angka-angka dan perhitungan.

  1. Kecerdasan Ruang (Visual-Sportial)

Adalah kemampuan seseorang untuk memahami secara lebih mendalam hubungan antara objek dengan ruang, disebut juga kecerdasan imajinasi.

  1. Kecerdasan Musik

Adalah kemampuan seseorang untuk peka terhadap suara-suara non verbal di sekelilingnya, termasuk dalam hal ini adalah nada dan irama (musik).

  1. Kecerdasan Gerakan Badan

Adalah kemampuan seseorang untuk aktif menggunakan bagian-bagian / seluruh tubuhnya untuk berkomunikasi dan memecahkan berbagai masalah.

Contoh : anak yang unggul dalam salah satu cabang olah raga, pandai menari, bermain sulap, dll.

  1. Kecerdasan Naturalis (Kecerdasan Lingkungan)

Adalah kemampuan seseorang untuk peka terhadap lingkungan alam dan kemampuan untuk memahami serta menghargai dampak perbuatan terhadap alam.

  1. Kecerdasan Antar Pribadi

Adalah kemampuan seseorang untuk peka terhadap perasaan, temperamen, keinginan, mood dan tujuan orang lain, serta memberikan respon yang sesuai. Kecerdasan ini disebut juga kecerdasan sosial.

  1. Kecerdasan Intra Pribadi (Kecerdasan Diri)

Adalah kemampuan seseorang untuk peka terhadap dirinya sendiri, mengenali/memahami berbagai kekuatan dan kelemahan yang ada pada dirinya dan bertanggung jawab atas hidupnya.

  1. Kecerdasan Emosional

Adalah kemampuan untuk menanggapi dengan tepat suasana hati, temperamen, motivasi dan hasrat orang lain. Kecerdasan emosi ini berkaitan dengan kecerdasan pribadi.

  1. Kecerdasan Spiritual

Adalah kepekaan terhadap eksistensi diri dan kemampuan untuk memahami hubungan diri dengan Sang Pencipta.

Dalam kenyatannya suatu aktivitas / hobi / profesi membutuhkan penggunaan beberapa kecerdasan sekaligus, tidak hanya satu IQ tinggi yang menjadi dewa kesuksesan tetapi merupakan penggabungan dari beberapa kecerdasan yang mendukung satu kecerdasan yang menonjol.

Potensi kecerdasan akan berkembang optimal bila mendapatkan stimulasi yang tepat dari lingkungan, sebaliknya stimulasi dari lingkungan akan tepat bila disesuaikan dengan kondisi objektif seseorang. Sementara faktor budaya akan mempengaruhi terhadap bentuk perwujudan dari potensi kecerdasan itu.

Agar stimulasi tepat (sesuai dengan kondisi objektif anak), maka yang harus dilakukan adalah :

  1. Mengenali potensi yang dimiliki anak

Untuk mengenali potensi anak dibutuhkan pengamatan yang cermat dan tekun dari orang tua/guru terhadap keseharian anak. Berikan kesempatan seluas mungkin kepada anak agar memperoleh berbagai pengalaman. Pariasi pengalaman di sini bisa berhubungan dengan materi/isi, sarana dan prasarana, bentuk komunikasi, lingkungan sosial, dsb

  1. Menerima anak apa adanya

Berdasarkan pengamatan, orang tua / guru dapat memperkirakan / menyimpulkan bahwa anak memiliki kekuatan dalam aspek kecerdasan tertentu dan kelemahan dalam aspek kecerdasan lain. Sebagai wujud penerimaan terhadap anak, yang perlu dilakukan orang tua / guru adalah :

    1. fokuskan pada kelebihan anak
    2. bila memungkinkan perbaiki kelemahan anak semaksimal mungkin agar ia tidak rendah diri
    3. gunakan fasilitas yang ada seoptimal mungkin
    4. selalu sesuaikan bentuk komunikasi

LAYANAN KONSULTASI







Text Box: Jika anda memiliki masalah : romantika remaja, pelajaran, pertemanan, dll  (untuk pembaca remaja/pelajar); masalah : keluarga, pendidikan anak, class  dengan rekan kerja, dll (untuk pembaca dewasa/guru/umum) Anda layangkan pertanyaan ke alamat redaksi, jangan lupa tuliskan Lelayanan Konsultasi di sudut kiri atas amplop.



Diasuh oleh : Edisi September 2008

Hartini, S.Pd.

Guru BK SMPN 1 Kadugede

MENYIAPKAN MENTAL ANAK UNTUK BERPUASA

Ass wr. Wb. Pengasuh Layanan Konsultasi

Saya seorang guru dan seorang ibu, bulan depan kita akan melaksanakan puasa di bulan Ramadhan. Saya mempunyai anak berusia 7 tahun, bagaimana mempersiapkan mental anak usia 7 tahun untuk berlatih berbuasa ? Omi Guru SD wilayah Kuningan Barat

Jawab :

Alhamdulillah Ramadhan telah tiba lagi, tidak terasa satu tahun sudah kita lewati dan rasa syukur kita panjatkan kepada Allah SWT karena masih diberi umur untuk bertemu kembali dengan bulan suci Ramadhan.

Bila Ibu membaca edisi bulan kemarin, disana disebutkan ada 10 kecerdasan, salah satunya kecerdasan spiritual yaitu kepekaan terhadap eksistensi diri dan kemampuan untuk memahami hubungan diri dengan Sang Pencipta atau Allah SWT.

Menurut M. Malik Rizki (1999), ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan dalam mengenalkan anak pada Sang Pencipta atau Allah SWT, yaitu :

  1. Hendaknya memperhatikan anak dari segi muraqobah Allah SWT, yakni dengan melatih anak merasa bahwa Allah selamanya mendengar bisikan dan pembicaraannya, melihat setiap gerak-geriknya, mengetahui apapun yang dirahasiakannya, mengetahui penglihatan mata dan apa yang disembunyikan hati.
  2. Hendaknya memperhatikan segi khusyu, takwa dan ubudiyah kepada Allah Tuhan Semesta Alam, yakni dengan membuka penglihatan anak terhadap keagungan Allah secara universal, masalah kecil ataupun besar, benda mati/hidup, tumbuhan, pepohonan yang sedang tumbuh, bunga-bunga yang harum dengan warna-warni yang indah, dan jutaan ciptaan Allah yang menakjubkan.

Anak dapat dilatih untuk khusyu dalam sholat, bersedih dan menangis ketika mendengar kumandang ayat Al-Qur’an, kebiasaan ini jika terus menerus dilakukan anak, maka ia akan menjadi anak yang sholeh.

  1. Hendaknya memperhatikan segi penerapan (pelaksanaan) ibadah anak,

yakni dengan memerintahkan sholat sejak usia 7 tahun, mentaati perintah Rosulullah SAW.

”Suruhlah anak-anakmu sholat ketika mereka berusia tujuh tahun.....”

Dan diqiaskan pada sholat, ketika kecil harus dibiasakan menjalankan puasa beberapa hari pada bulan suci Ramadhan, jika anak kuat dan mampu dapat mengajak anak menjalankan ibadah haji, membiasakan mengeluarkan infak, mengeluarkan zakat, mengahadiri majlis ta’lim, mengajarkan membaca Al-Qur’an, sehingga jernih jiwa anak dalam ibadah

  1. Hendaknya memperhatikan segi pengamalan membaca doa-doa yang diajarkan Rosulullah SAW, yaitu doa ketika mau tidur/bangun tidur, doa mau makan/sesudah makan, doa ketika keluar/masuk rumah, dll.

Jika kita memperhatikan ajaran doa-doa, mengawasi hapalannya dan penerapannya, maka sang anak akan tambah khusyu kepada Allah.

Dilihat secara psikologis anak usia 7 tahun sudah memiliki minat terhadap kehidupan beragama/beribadah/berketuhanan, sehingga Ibu dapat dengan mudah mengenalkan penerapan ibadah puasa di bulan suci Ramadhan kepada anak Ibu.

Untuk mempersiapkan mental anak dalam penerapan ibadah puasa di bulan suci Ramadhan, yaitu :

  1. Beri prolog dengan menceritakan kondisi anak-anak lain yang kurang beruntung karena kemiskinan/ bencana alam sehingga mereka jarang makan dan kelaparan, hal tersebut dapat menumbuhkan rasa iba dan keprihatinan.
  2. Jelaskan bahwa puasa di bulan Ramadhan adalah perintah Allah dan sebagai umat Islam wajib mentaatinya.
  3. Jelaskan secara sederhana tentang larangan dalam berpuasa ( dilarang makan dan minum di siang hari, dll)
  4. Berikan kelonggaran waktu secara bertahap, mulai dari pk. 10.00, waktu dzuhur, waktu ashar, sampai waktu magrib,
  5. Memberikan motivasi dengan menyiapkan makanan kesukaannya untuk beruka puasa.
  6. Memberikan reward/hadiah bila mampu puasa sampai magrib, dll

Hal-hal tersebut dapat dibicarakan/diobrolkan pada anak menjelang munggah sehingga dapat menumbuhkan motivasi anak untuk melaksanakan ibadah puasa dan kita jangan terlalu khawatir takut anak sakit, yang penting saat sahur dan buka puasa dicukupi asupan gizinya dan kalau perlu berikan tambahan suplemen.

Satu hal yang perlu diperhatikan, kita jangan memaksa anak untuk terus berpuasa sampai magrib, biarkan saja sekemampuan anak. Karena bila dipaksakan akan muncul perasaan tersiksa dalam menjalankan ibadah sehingga minat terhadap keagamaan/ibadah/ketuhanan akan berkurang.

Selamat menjalankan iabadah puasa, semoga anak Ibu dapat berlatih menjalankan ibadah puasa dengan senang hati. Semoga bermanfaat.

LAYANAN KONSULTASI







Text Box: Jika anda memiliki masalah : romantika remaja, pelajaran, pertemanan, dll  (untuk pembaca remaja/pelajar); masalah : keluarga, pendidikan anak, class  dengan rekan kerja, dll (untuk pembaca dewasa/guru/umum) Anda layangkan pertanyaan ke alamat redaksi, jangan lupa tuliskan Lelayanan Konsultasi di sudut kiri atas amplop.



Diasuh oleh : Edisi Oktober 2008

Hartini, S.Pd.

Guru BK SMPN 1 Kadugede

MASA LEKAT PADA ANAK BALITA

Pengasuh yang terhormat

Saya seorang guru di PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), murid-murid saya berkisar anatara usia 2,5 tahun s.d. 5 tahun.

Setahun lalu saya direkrut jadi pengajar PAUD dan saya merasa belum berhasil sebagai guru di PAUD karena murid-murid saya lebih banyak berada dalam pelukan ibunya dibandingkan bergabung dengan anak-anak lain dan gurunya.

Bagaimana caranya supaya anak-anak di PAUD mau belajar dan bermain dengan gurunya dan mau lepas dari pelukan ibunya??

Dt

Guru PAUD Kuningan

Jawab :

Ibu Dt yang baik, wah terbayang oleh saya betapa lucu-lucu dan menggemaskan anak-anak balita yang ibu asuh di PAUD.

Permasalahan yang ibu alami dalam mengasuh anak-anak balita di PAUD, dimana anak-anak tersebut lebih banyak berada dalam pelukan ibunya, hal tersebut dikarenakan pada usia balita, anak berada dalam masa tingkah laku lekat.

Terjadinya tingkah laku lekat pada anak dapat ditinjau dari dua hal, yaitu :

  1. Menunjukkan bahwa tingkah laku lekat terjadi karena proses belajar.
  2. Bahwa tingkah laku lekat tersebut merupakan ciri khas manusia.

Manusia mempunyai ciri khas untuk bercakap-cakap, untuk mengadakan manipulasi dan eksplorasi benda-benda, untuk mencari kontak dengan manusia lain, dari ciri-ciri khas tersebut muncullah tingkah laku lekat.

Tingkah laku lekat merupakan kecenderungan dasar pada anak-anak yang sudah ada sebelum proses belajar terjadi.

Dalam hubungan yang merupakan sifat khas hubungan antara ibu (pengasuh) dan anak, maka tingkah laku lekat dapat dipandang sebagai sifat yang struktural dari hubungan ibu dan anak. (Prof.DR.Monk, 1999)

Pada kontak sosial anak akan mencari kelekatan pada suatu sikap yang penuh kehangatan dan kasih sayang. Dalam hal ini akan mempunyai pilihan terhadap orang-orang tertentu, pertama adalah ibunya, ayahnya dan anggota keluarga lainnya.

Bowlby mengatakan bahwa seperti halnya vitamin dan protein penting sekali untuk perkembangan pisik, maka kasih sayang ibu adalah esensial untuk perkembangan psikis yang sehat.

Dalam teorinya Bowlby mengemukakan bahwa sesudah umur 3 tahun kebanyakan anak makin dapat merasa aman dalam situasi asing bersama dengan objek lekat pengganti, misalnya : saudaranya atau gurunya.

Perasaan aman anak dengan objek lekat pengganti tersebut dipengaruhi oleh faktor : figur-figur pengganti tadi harus sudah dikenal oleh anak, anaknya sendiri harus dalam kondisi sehat, anak harus tahu dimana ibunya dan ia dengan mudah dapat mencari kontak kemabali dengan ibunya.

Bila ibu ingin menjadi objek lekat pengganti di PAUD, ibu dapat mencoba hal-hal sebagai berikut :

1. Saat menjelaskan materi ibu coba bersuara yang lantang, untuk menarik perhatian anak-anak.

2. Sebelum menyampaikan materi pastikan dulu perhatian anak-anak tertuju kepada ibu.

3. Sampaikan materi dengan ceria, baik nyanyian, doa-doa atau lainnya.

4. Tunjukkan wajah yang ramah dan bersahabat.

5. Tunjukkan ketulusan untuk memberikan perhatian dan kasih sayang pada anak.

6. Dekati dan raihlah anak-anak dengan kelembutan dan kesabaran.

7. Bujuklah dengan berbagai cara untuk mengalihkan perhatian anak dari pelukan ibunya.

8. Berikan reward/pujian yang tulus saat anak mau lepas dari pelukan ibunya.

9. Panggil nama anak dengan panggilan kesayangan.

10. Pahami kelebihan dan kekurangan anak

11. Sering-seringlah bernteraksi dengan anak secara individual sehingga lambat laun anak akan merasa aman dan nyaman bersama ibu.

Demikianlah penjelasan dari saya, selamat mencoba pendekatan kepada anak-anak PAUD yang lucu-lucu dan menggemaskan, semoga ibu menjadi guru yang disenangi oleh anak-anak PAUD asuhan ibu.

LAYANAN KONSULTASI







Text Box: Jika anda memiliki masalah : romantika remaja, pelajaran, pertemanan, dll  (untuk pembaca remaja/pelajar); masalah : keluarga, pendidikan anak, class  dengan rekan kerja, dll (untuk pembaca dewasa/guru/umum) Anda layangkan pertanyaan ke alamat redaksi, jangan lupa tuliskan Lelayanan Konsultasi di sudut kiri atas amplop.



Diasuh oleh : Edisi Nopember 2008

Hartini, S.Pd.

Guru BK SMPN 1 Kadugede

MEMBANGKITKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

Assalaamu’alaikum Ibu Pengasuh

Saya seorang guru SD dengan karakteristik anak secara IQ adalah anak-anak unggulan, namun saya melihat murid-murid saya ini belajarnya tergantung mood. Bagaimana cara membangkitkan motivasi belajarnya ?

Sri

Guru SD SBI Cikaso

Jawab :

Wah senang sekali Ibu mengajar di sekolah yang siswanya unggulan, tentunya lebih mudah mengarahkan dan membimbing anak-anak yang karakteristik IQnya di atas rata-rata.

Namun bagaimanapun juga ada saja kendala-kendala yang dihadapi oleh Ibu yang nota bene mengajar di sekolah yang siswanya unggulan. Pepatah mengatakan ”tak ada gading yang tak retak” dalam artian tidak ada sesuatu hal yang sempurna karena hanya Allahlah yang Maha sempurna.

Berkaitan dengan permasalahan yang Ibu alami tentang anak-anak yang mau belajar bila ada mood saja, sedangkan bila tidak ada mood gak mau belajar. Hal ini dikarenakan kurangnya motivasi belajar dalam diri siswa.

R. Natawijaya (1998) menyatakan bahwa motivasi diartikan sebagai usaha untuk menciptakan suatu kondisi yang memungkinkan bagi individu untuk mengembangkan dan mengaktifkan motif yang ada dalam dirinya, sehingga motif yang ada dalam diri individu dapat diwujudkan dalam bentuk perbuatan.

Dadang Sulaeman (1994) mengemukakan bahwa motif berprestasi adalah bagaian / salah satu aspek kepribadian yang dapat diartikan sebagai dorongan untuk mengerjakan sesuatu tugas dengan sebaik-baiknya berdasarkan standar keunggulan. Motif berprestasi bukan sekedar dorongan untuk berbuat tetapi mengacu pada suatu standar keberhasilan berdasarkan penilaian terhadap tugas yang dikerjakan seseorang.

Dari penjabaran di atas tergambar aspek-aspek dari motif berprestasi yaitu:

kebutuhan berprestasi, kegiatan berprestasi dan suasana perasaan. Motif berprestasi seseorang mungkin cenderung tinggi atau rendah.

Karakteristik orang yang memiliki motif berprestasi tinggi adalah :

  1. Mencarai dan memiliki tanggung jawab pribadi yang tinggi.
  2. Berani memikul rersiko.
  3. Memiliki tujuan yang tinggi tapi realistik.
  4. Mengembangkan rencana yang menyeluruh untuk merealisasikan tujuan.
  5. Mencari dan menggunakan umpan balik yang konkrit dalam setiap kegiatan yang dilakukan.
  6. Mencari kesempatan untuk merealisasikan setiap kegiatan yang telah disusun.

Sedangkan orang yang motif berprestasinya rendah mempunyai karakteristik sebagai berikut :

  1. Apatis
  2. Memberikan penilaian yang rendah terhadap hasil kreasi yang diperoleh dengan kompetisi.
  3. Tindakannya kurang terarah pada tujuan.
  4. Cenderung memencilkan diri dan mengundurkan diri.

Dapat disimpulkan bahwa setiap siswa berbeda kebutuhan berprestasinya. Ada siswa yang memiliki motif berprestasi tinggi dan ada pula yang rendah. Siswa yang memiliki motif berprestasi tinggi biasanya keinginan untuk sukses itu berasal dari dalam diri sendiri maka siswa tersebut akan tetap bekerja keras baik dalam situasi bersaing dengan orang lain maupun dalam bekerja sendiri. Sebaliknya siswa yang memiliki motif berprestasi rendah cenderung takut gagal dan kurang mau menanggung resiko dalam mencapai prestasi yanmg lebih tinggi.

Tugas Ibu sebagai guru adalah membangkitkan motivasi siswa sehingga dia mau melakukan belajar dengan hasil yang memuaskan / berprestasi.

Beberapa cara membangkitkan motivasi anak adalah :

  1. Adakan kompetisi (persaingan)

Guru harus berusaha menciptakan persaingan diantara siswa untuk meningkatkan prestasi belajarnya dan berusaha memperbaiki hasil prestasinya yang telah dicapai sebelumnya dan mengatasi prestasi orang lain.

  1. Pace making (membuat tujuan sementara/jangka pendek)

Pada awal KBM guru hendaknya terlebih dahulu menyampaikan tentang Kompetensi Dasar (KD) yang akan dicapai sehingga siswa akan berusaha untuk mencapai KD tersebut.

  1. Menentukan tujuan yang jelas

Motif mendorong individu untuk mencapai tujuan. Makin jelas tujuan, makin besar nilai tujuan bagi individu yang bersangkutan dan makin besar pula motivasi dalam melakukan suatu perbuatan.

  1. Memberikan kesempatan untuk sukses

Kesuksesan dapat menimbulkan rasa puas, kesenangan dan kepercayaan terhadap diri sendiri, sedangkan kegagalan membawa efek yang sebaliknya. Dengan demikian, guru hendaknya banyak memberikan kesempatan pada anak untuk meraih sukses dengan usaha sendiri, tentu saja dengan bimbingan guru.

  1. Lengkapi fasilitas belajar

Motif akan timbul jika individu memiliki minta yang besar. Minat yang besar akan tumbuh bila fasilitas belajar mendukung. Maka lengkapi fasilitas belajar baik untuk bidang akademik maupun non akademik.

  1. Mengadakan penilaian / tes

Pada umumnya semua siswa mau belajar dengan tujuan memperoleh nilai yang baik. Hal ini terbukti dalam kenyataan bahwa banyak siswa yang tidak belajar bila tidak ada ulangan. Akan tetapi bila guru menyatakan bahwa lusa akan diadakan ulangan, barulah siswa giat belajar dengan menghapal agar ia mendapat nilai yang baik. Jadi angka atau nilai itu merupakan motivasi yang kuat bagi siswa.

  1. Gunakan metode mengajara PAKEM dengan asyik
  2. Jangan lupa perbaiki juga mood Ibu saat mengajar, karena mood guru akan berpengaruh besar terhadap mood siswa.

Demikianlah penjabaran dari saya, semoga mood siswa ibu selalu ON dan dapat berprestasi dengan gemilang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar